Rabu, 16 Februari 2011

TRADISI YASINAN DAN SOLIDARITAS MASYARAKAT TEGAL LEMPUYANGAN

(Studi Atas Kelompok Yasinan di Tegal Lempuyangan)


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pertama yang membuat peneliti memilih untuk meneliti tradisi yasinan di Tegal Lempuyangan, khususnya pada suatu kelompok yasinan di Tegal Lempuyangan adalah, pada awalnya para pendatang yang datang ke daerah Tegal Lempuyangan mengadakan musyawarah dengan warga pribumi, mengenai pembangunan sarana ibadah, karena mayoritas beragama islam maka, tempat ibadah yang dimaksud adalah Masjid. Berawal dari sebuah mushola yang dibesarkan dan akhirnya menjadi masjid, sehingga tradisi budaya kumpul-kumpul musyawarah sampai saat ini dialih fungsikan sebagai tradisi kumpul-kumpul keagamaan yang codongnya ke religi yang berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya pengetahuan masyarakat Tegal Lempuyangan akan pengetahuan agama islam, maka tradisi tersebut diadopsi sebagai tradisi yasianan yang brawal dari kumpul desa atau kumpul kampung yang bertujuan untuk mengeratkan tali persaudaraan masyarakat warga Tegal Lempuyangan .
Untuk itu saat dulu sebelum tradisi yasinan itu ada pada tradisi-tradisi sebelumnya, warga masyarakat Tegal Lempuyangan hanya punya tradisi kumpul desa yang bermusyawarah tentang hal yang berkaitan tentang tatanan masyarakat, pada akhirnya tradisi yasianan beralih fungsi menjadi yasianan yang fungsinya tak jauh beda dengan maksud dan tujuan awal yaitu untuk mempererat tali persaudaraan solidaritas antar muslim warga Tegal Lempu-yangan. Bahkan sekarang karena berkembangnya pengetahuan tentang agama islam pada masyarakat Tegal Lempuyangan tradisi yasinan tersebut telah difungsikan menjadi tradisi kirim doa ketika ada kerabat yang meninggal dunia, sebagai sukuran ketika warga Tegal Lempuyangan ada yang mengadakan kelahiran bayinya, mengadakan usia janinnya yang ketuju bulan dan lain sebagainya yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, jadi dengan niat awal untuk menjalin silaturahmi dan saat bermuyawarah tidak hannya asal kumpul saja, dengan adanya hal tersebut pertemuan atau tradisi yasianan semakin hari semakin bermakna, ini terbukti pelaksanaanya dari tahun-ketahun mengalami perkembangan yang condong ke ajaran-ajaran islam yang terdapat pada nas dan hadist, tidak heran jika ada tradisi-tradisi yang pada sebelumnya sudah ditiadakan karena sangat bertentangan dengan fiqih, untuk itu tradisi yasianan dan solidaritas masyarakat Tegal Lempuyangan ini sangat menarik untuk diteliti. Lain dari pada itu kami sebagai peneliti pun memdapat pelajaran yang berharga dari penelitian tersebut, contohnya mengadopsi tradisi yang lama menjadi tradisi yang mengandung nilai-nilai islam. Sebagai mahasiswa ushuluddin khususnya jurusan perbandingan agama, merasa telah menyumbangkan sesuatau untuk masyarakat Tegal Lempuyangan, dan secara tidak langsung telah menyumbangkan sesuatu untuk berkembangnya agama islam dalam hal mendekatkan diri kepada tuhannya. Bukankah ini akan menjadi penambah referensi para mahasiswa yang akan datang atau bagi generasi penerus?
Dengan ini sebagai tim penyusun dan tim penelitian sangat bersemangat sekali dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun tentunnya, untuk kemajuan tim dan fakultas agar dalam pelaksanaan yang akan datang bisa lebih baik dari penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah kami paparkan di atas dan untuk lebih memperjelas arah penelitian kami, maka perlu adanya rumusan masalah. Dalam hal ini peneliti mengambil tiga perumusan, yaitu:
1. Bagaimana sejarah yasinan di masyarakat Tegal Lempuyangan?
2. Bagaimana pelaksanaan yasinan di masyarakat Tegal Lempuyangan?
3. Bagaimana pengaruh yasinan terhadap solidaritas masyarakat Tegal Lem-puyangan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti, meneliti tradisi yasinan dan solidaritas masyarakat Tegal Lempuyangan adalah untuk mengetahui, yaitu :
1. Sejarah yasinan di masyarakat Tegal Lempuyangan
2. Pelaksanaan yasinan di masyarakat Tegal Lempuyangan
3. Pengaruh yasinan terhadap solidaritas masyarakat Tegal Lempuyangan
D. Manfaat Penelitian
Semua yang tercipta di dunia ini pasti mempunyai manfaat, begitu pula dengan penelitian yang kami lakukan tentang tradisi yasinan dan solidaritas masyrakat Tegal Lempuyangan, di antaranya yaitu :
1. Bagi pemerintah
Manfaat penelitian ini bagi pemerintah adalah mengingat adanya kelompok-kelompok yasinan di berbagai kalangan masyarakat yang semakin aksis, tidak ada salahnya pemerintah untuk membuat instansi yasinan yang lebih umum. Artinya instansi tersebut dihadiri dari berbagai kalangan masyarakat. Sehingga silaturrahmi antar muslim semakin melebar.
2. Bagi instansi pendidikan
Manfaat penelitian ini bagi instansi pendidikan adalah sebagai bahan bacaan dan tambahan wawasan bagi mahasiswa pada khususnya, dan terhadap para pembaca yang budiman pada umumnya. Selain itu juga sebagai bahan pemberitahuan dan motivasi bagi instansi pendidikan untuk mendidik anak didiknya dengan hal yang berbau agama, seperti lebih memperhatikan kefasihan anak didiknya dalam membaca al-Quran pada umumnya, mengingat di antara tujuan tradisi yainan adalah memberi pengajaran terhadap masyarakat dalam hal kefasihan membaca surat yasin.
3. Bagi masyarakat
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah agar masyarakat lebih giat dan serius dalam ikut andil melaksanakan tradisi yainan, dan juga sebagai bahan agar masyarakat lebih memahami makna sebanarnya diadakannya tradisi yasinan sehingga masyarakat mengetahui pentingnya tradisi yasinan.
4. Bagi peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah kami sebagai pemuda yang merupakan kader bangsa dan agama, untuk tetap menjaga keaksisan tradisi yasinan di daerah kita masing-masing pada khususnya dan orang muslim (yang melaksanakan tradisi yasinan) pada umumnya. Mengingat tradisi yasinan juga digunakan sebagai sarana silaturrhmi atara muslim. Selain itu penelitian ini juga membantu peneliti mengetahui perkembangan tradisi yainan dari tahun ke tahun.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang peneliti lakukan, tinjauan yang peneliti gunakan adalah observasi dan kepustakaan dengan menganalisis data-data yang ditemukan dan diolah dengan kemampuan peneliti, dengan metode-metode antara lain yaitu metode interview yaitu dengan mewawancarai penduduk setempat yang sangat berperan di kalangan masyarakat Tegal Lempuyangan. Adapun data-data yang telah diperoleh antara lain :
Hasil penelitian yang serupa dengan penelitian yang dilakuka oleh peneliti, yaitu pada penelitian yang telah diteliti oleh senior sebelumnya yaitu pada sekripsi Tradisi yasianan dalam masyarakat Pambusuan kecamatan Balanipa kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat, oleh Abd. Mubarak .dari kesimpulan sekripsi tersebut dapat dikeahu bahwa peran yasianan untuk mengharap kesembuhan bagi yang mengalami sakit berkepanjangan.
F. Kerangka Teori
Adapun kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pendapat ulama
Adapun dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan surat Yasin jika dibaca secara khusus tidak dapat dijadikan hujjah. Membaca surat Yasin pada malam tertentu, saat menjelang atau sesudah kematian seseorang tidak pernah dituntunkan oleh syari’at Islam. Bahkan seluruh hadist yang menyebutkan tentang keutamaan membaca surat yasin tidak ada yang sahih sebagaimana ditegaskan oleh Al Imam Ad Daruquthni.
2. Pandangan islam tentang yasinan
Islam telah menunjukkan hal yang dapat dilakukan oleh mereka yang telah ditinggal mati oleh teman, kerabat atau keluarganya yaitu dengan mendo’akannya agar segala dosa mereka diampuni dan ditempatkan di surga Allah SWT. Sedangkan jika yang meninggal adalah orang tua, maka termasuk amal yang tidak terputus dari orang tua adalah do’a anak yang sholih karena anak termasuk hasil usaha seseorang semasa di dunia.
3. Sebagai bentuk dakwah kultural,
Yasinan bisa saja ditinggalkan apabila masyarakat Indonesia telah memiliki tingkat keimanan yang tinggi sehingga masjid akan terisi pada saat 5 waktu khususnya waktu Isya dan Subuh, dan seusai sholat semua jamaah akan khusyu berdzikir kepada Allah dan setiap keluarga telah mengaji selepas magrib dan bukannya menonton TV. Bila semua keluarga mengamalkan amalan para sahabat yang mampu mengkhatamkan Al-Qur’an pada masa 3-30 hari, maka Yasinan sudah menjadi tidak penting dan dapat ditinggalkan.
Namun bila masyarakat semakin terbuai oleh teknologi TV, Internet, HP dan kesibukan pekerjaan, maka upaya mengingatkan masyarakat agar tetap mencintai al qur’an, perlu dan harus dilakukan. Hal ini sejalan dengan kaidah Ushul Fiqh,yakni Mencegah mudhorot (lalai membaca Al-Qur'an dan Dzikir) didahulukan ketimbang mengejar manfaat (bahwa yasinan tidak ada pada zaman Nabi). Tentu banyak cara membuat masyarakat cinta pada Al-Qur’an (membaca Al-Qur’an), dan di antaranya bagi kalangan pesantren adalah dengan tradisi yasinan.
G. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang kami gunakan adalah dengan jenis wawancara ke lapangan, dalam rangka mendapatkan referensi yang konkrit. Sedangkan jenis datanya adalah bercorak kualitatif, yaitu dengan menggunkan metode wawancara atau interview kepada subjeknya yaitu masyarakat Tegal Lempuyangan, baik itu dari kalangan pemuda atau orang tua, laki-laki atau perempuan. Sehingga dari berbagai sumber data tersebut nanti peneliti bisa menarik sebuah simpulan.
Ada beberapa sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subtek penelitian dengan menggunakan alat pengambil data langsung, subyek sebagai sumber informasi yang dibutuhkan seperti wawancara masyarakat Tegal Lempuyangan, baik itu dari kalangan pemuda atau orang tua, laki-laki atau perempuan.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendukung penulisan pada penelitian ini melalui tulisan-tulisan karya ilmiyah dari berbagai media, ataupun buku-buku yang menerangkan tentang yasinan.




BAB II
SEJARAH YASINAN DI MASYARAKAT TEGAL LEMPUYANGAN
Yasinan hanya dikenal di Indonesia dan Malaysia. Tradisi ini merupakan bentuk ijtihad para ulama untuk mensyiarkan Islam dengan jalan mengajak masyarakat agraris yang penuh mistis dan animisme untuk mendekatkan diri pada ajaran Islam melalui cinta membaca Al Qur’an, salah satunya Surat Yasin sehingga disebut sebagai Yasinan. Kat yasinan sendiri berasal dari kata yasin yang berasal dari salah stu ayat al-Qur’an,dengan penambahan imbuhan-an menjadi Kata yang disebut yasinan yang mempunyai makna suatu kegiatan membaca surah yasin yang mempunyai maksud tertentu. Pada mulanya, yasinan disini adalah bentuk peng-adopsian dari adat-adat budaya kejawen atau adat budaya jawa, seperti contoh, kenduri yaitu sebuah hajatan yang dalam bentuk mensyukuri rezeki yang diterimanya atas hasil kerja jerih payahnya. Kenduri ini juga di dalamnya membaca bacaan-bacaan yang berbau islam, seperti tahlil. Padahal, setiap warga yang hadir dalam acara Kenduri tersebut tidak hanya warga yang beragama islam, melainkan warga yang beragama non islam juga. Yang mengawali adanya yasinan di lempuyangan adalah nenek moyang pada tahun 1955-1956. Sedangkan orang lempuyangan sendiri di dominasi oleh para pendatang yang kerja di PT KAI yang kemudian menetap di Tegal Lempuyangan . Kemudian dengan menetapnya para pendatang di sana, mereka mengadakan tempat ibadah, seperti tempat shalat. Dan meeka mengadakan yasinan, di awalnya dari adanya yasinan.
Begitu pula dengan tradisi yasinan yang terjadi pada masyarakat Tegal Lempuyangan . Tradisi yasinan di daerah tersebut seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu berawal dari adanya kenduri yang merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang mereka. Adanya tradisi yasinan pada masyarakat Tegal Lempuyangan yaitu kurang lebih pada tahun 1955-1956 M, yaitu di dahului dengan adanya musyawarah yang dihadiri oleh tokoh-tokoh islam masyarakat Tegal Lempuyangan dan juga orang muslim pada saat itu, dengan tujuan untuk lebih mengkhususkan kepada kalangan muslim, dan juga sebagai wadah untuk menjalin silaturrahim antara sesama muslim itu sendiri. Selain itu tradisi yasinan pada masyarakat Tegal Lempuyangan juga bertujuan untuk mendoakan orang tua dan keluarga mereka dan sebagai pengajaran dalam membaca yasin secara fasih bagi orang yang ikut andil terhadap berjalannya tradisi yasinan tersebut.
Sedangkan tujuan dari acara Yasinan itu sendiri adalah, sebagai majelis taklim dan dzikir, forum silaturrahmi warga, sebagai media syukuran (syukuran nkmat) dari keluarga yang mendapatkan nikmat dari Allah SWT, dan juga terkadang dalam acara yasinan tersebut ada arisan kecil-kecilam sebagai sarana menabung, serta sebagai media sedekah berupa hidangan alakadarnya dari tuan rumah atau perorangan.
Namun terkadang ada kalanya yang menanyakan mengapa harus surat yasin yang selalu di baca? Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang memberi tanggapan, yaitu :
1. Surat Yasin lebih akrab di tengah masyarakat karena biasa dibaca pada saat ada orang yang hendak meninggal atau telah meninggal. Sehingga surat Yaasiin lebih mudah dihafal dan lebih lancar pembacaannya sehingga lebih besar kemungkinan untuk terhindar dari kesalahan dalam membaca.
2. Surat Yasin memiliki fadhilah (keutamaan) bagi yang membacanya. Meskipun oleh sebagian golongan dinyatakan bahwa bahwa hadits yang menyatakan fadhilah Yasin adalah Dhoif dan bahkan palsu, namun masih ada hadits yang menerangkan tentang derajat surat Yasin telah mencapai derajat Hasan Lidzaatih, yakni : Hadits itu adalah hadits dari Jundab bin Abdullah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca yasin pada suatu malam hanya dengan mengharap Wajah Allah, maka dia akan diampuni.”
3. Adanya hadits riwayat Nasa'i bersumber dari Ma'qal bin Yasar al-Muzan mengatakan, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Surat Yasin adalah jantung Al-Qur'an. Siapa saja yang membacanya semata-mata karena Allah dan berharap kebahagiaan akhirat maka ia akan diampuni. Maka bacakanlah Yasin di samping saudaramu yang sedang sekarat.
Jadi Rasulullah memang menganjurkan orang muslim untuk membaca surat yasin kepada orang sedang sekarat, selain itu kandungan hadits tersebut adalah membaca yasin setiap ada masalah, atau setiap waktu untuk mencegah dari masalah.






















BAB III
PELAKSANAAN YASINAN DI MASYARAKAT TEGAL LEMPUYANGAN
Acara yasinan ini diadakan oleh seorang warga yang mempunyai hajatan dengan mendatangkan beberapa orang tetangganya untuk ikut serta membaca surat yasin pada acara tersebut. Pada awalnya, acara yasinan disini diadakan hanya ketika ada seorang warga yang mempunyai hajat. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, acara yasinan disini diadakan rutin tiap malam pon. Yang mempunyai misi untuk menjelaskan maksud-maksud dari kandungan fiqih, akidah ahlak, dan ilmu-ilmu lainnya yang mungkin barang kali terdengar awam ditelingan sebagian warga masyarakat Tegal Lempuyangan Yogyakarta, lalu sebagai acara rutin yang dapat memperkuat tali silaturahmi dan solidaritas para jamaah dari acara tersebut, dan sebagai pembelajaran makharijul khuruf bagi para jama’ah.
Pelaksanaannya di awali dengan pembukaan oleh pemimpin dan dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek yang terdapat pada buku yasin yang biasa dibawa oleh jama’ah, lalu surat demi surat dibacakan sesuai dengan yang ada pada buku teersebut, pemimpin doa yang memimpin berjalannya acar atersebut, mengawali bacaan yasin dengan ta’awudz dan membaca basmalah dan membaca surat yasin tersebut bersama-sama sampai selesai, setelah selsai membaca surah yasin dilanjutkan dengan berzikir dan mendoakan sesuai permintaan sang tuan rumah yang memiliki hajat tersebut, ada yang sukuran, karena kelahiran sang bayi, ada yang mengirim doa untuk kepergian skerabatnnya, ada yang mengatkan yasinan ini ada yang menyebut bid’ah karena alasan dengan diadopsinya budaya hindu budha yang dijadikan tradisi islam yang sering disebut 1hari, 2hari dan seribu hari meninggalnya seseorang dengan diselimuti acara yasinan tersebut, untuk itu karena banyak hal yang bisa di isi denganacara yasinan tersebut maka dengan demikian pelaksanaannya pun jadi beragam dan mempunyai cirikhas tersendiri. Dalam pelaksanaannya pun tergantung prmintaan sang tuan rumah dari awal pelaksanaannya sampai berakhirnya acara teersebut, akantetapi tidak lepas dari persetujuan penduduk dan pemuka agama tentunnya karena tidak boleh permintaan tuan rumah itu mengalahkan tradisi yang sudah berjalan sangat lama ini. Untuk itu pad intinya acara yasinan pelaksaannya yang berada oada daerah Yogyakarta khususnya kawasan Tegal Lempuyangan tidak jauh beda dengan di daerah-daerah lain di luar Tegal Lempuyangan untuk itu sebaagai muslim yang telah memiliki penggangan Al-Qur’an dan Hadits tentunnya tidak mempermasalhkan hyal yang sedemikian rupa asalkan tidak bertentangan dengan dasar islam yang telah ddisebitkan tersebut.
Sampai saat ini acara tradisi yasinan masih berjalan sesuai dengan keadaan ekonomi, mungkin sajian dan makannya disesuaikan dengan keuangan sang tuan ruamah, atau dengan yang punya hajat, dan selera lidah warga setempat dan lain seebainya yang perkembangannya selalu berubah-ubah sesuai dengan berkembangnya pengetahuan ilmu agama, budaya serta ilmu-ilmu lainnya yang dapat mempengaruhi perkembangan berjalannya acara yasinan tersebut. Maka darisinilah para peneliti dapat tahu bagai mana berjalannya pelaksanaan yasinan tersebut dari dulu hingga saat ini. Mungkin dengan meninjau dan mengira-ngira peleaksaannya yang sebelumnya dapat mengetahui secara jelas bagaimana pelaksanaannya yang akan berjalan sesuai berjalannya waktu. Contohnya jika rumah sang tuan rumah terlalu sempit dam tidak cukup untuk tempat prat jama’ah, maka tempatnya bisa diganti di masjid atau diserambi masjid yang dapat dijadikan tempat unttuk berkumpul dan membacakan surat yasin tersebut dan tidak lupa untuk menikmati sajian makanan yang sengaja telah disediakan oleh tuan rumah atau sang pemilik hajat yang bersangkutan, ssehingga sebagai acar yang telah menjadi tradisi yang sudah sangat dikenal tidak ada alasan untuk tidak ikut dan ttidak melaksanankan tradisi yang kirannya sudah menjadi cirri dari masyarakat Tegal Lempuyangan .
Semoga dari pembahasan diatas bias menjadi motivasi bagi kita untuk seanantiasa menjadikan kebiasaan yang baik menjadi sebuah tradisi yang dapat menjadi contoh bagi orang lain yang melihatnya.


































BAB IV
PENGARUH YASINAN TERHADAP
SOLIDARITAS MASYARAKAT TEGAL LEMPUYANGAN
Pengaruh yasinan terhadap solidaritas masyarakat lempuyangan, sebenarnya terletak pada pelaksanaannya dan system kepercayaan mereka yang sudah dirancang sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk itu sebagai warga yang senantiasa melaksanakan ibadah sudah menjadi kebutuhan sosial masyarakat Tegal Lempuyangan untuk bersosialisasi atau yang disebut bergaul dengan orang-orang lingkungan sekitarnnya. Contohnya saat para jama’ah sholat magrib masjid Tegal Lempuyangan Yogyarta, saat mereka sehabis shalat dan berdoa lalu mereka saat pulang saling brsalam-salaman yang mana itu dilakukan mengandung nilai solidaritas yang tinggi kadang kala menanyakan bagaimana dengan ibadah yang telah dilakukan selama satu hari ini atau selama seminggu ini, hal ini sengaja dilakukan untuk memperkuat rasa persaudaraan mereka dan untuk mengintropeksi diri apa saja tindakan kita selama satuhari yang telah habis dengan tanda sudah menjalankan sholat magrib. Gambaran di atas memberikan gambaran sedikit tentang pengaruh yasinan terhadap solidaritas masyarakat warga Tegal Lempuyangan. Hubungan antar sesama manusia dan hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.
Mulai dari persiapannya zaman dulu sebelum ada resttoran, rumah makan dan catering para kaum perempuan dan laki-laki saling gotong royong untuk membuatkan masakan yang telah dibiyayai oleh tuan rumah yang memiliki hajat tersebut, akan tetapi budaya gotongroyong ini adalah pruduk budaya yang telah diwarisi sebelumnya oleh para nenek moyang. Untuk itu pada peristirwa di atas acara yasinan sanangat berpengaruh terhadap solidaritas warga masyarakat Tegal Lempuyangan yogyakarata, karena saling membantu satu sama lain dengan demikian sebagai tuan rumah pasti memilki rasa suatu saat nanti jika ada acara serupa setiap warga akan mempunyai rasa balas budi untuk membalas jasa para warga lainnya yang telah membantu berjalannya acara tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh tuan rumah dan tamu. Selain itu bukan hanya konsep sosialisasi dankonsep gotongroyong dan balasbudi yang mempengaruhi sikap solidaritas warga masyarakat Tegal Lempuyangan . Konsep theology dan filsafat yang terdapat pada yasinan pun turut serta dalam pembentukan mental solidaritas mereka, bagi peneliti konsep filsafat yang dimaksud adalah konsep falsafah jawa yang selama ini dikenal oleh masyarakat jawa pada umumnya dan masyarakat Tegal Lempuyangan pada khususnya, yang selalu menjunjung tinggi tradisi-tradisi nenek moyang yang harus senantiasa dijaga dan dilestarikan sebagai cucu yang tinggal di kawasan daerah yang mereka singgahi, mungkin konsep filsafat seperti ini sering dijumpai disetiap daerah-daerah jawa dan sekitarnya, dan menjadi alasan yang tepat untuk menjawab pengaruh yasinan terhadap solidaritas masyarakat Tegal Lempuyangan . Pengaruh dari konsep theology ialah, masyarakat percaya bahwa dosa mereka terhadap sesama manusia itu dapat tertutupu dengan amalan-amalan yang baik yang dilakukan selama hidup dibumi dengan bertindak sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan hadits untuk saling tolong menolong sesama manusia apalagi sesama umat muslim, supaya dapat mempersatukan umat muslim seutuhnya dan menghindari pertikayan antara warga masyarakat Tegal Lelmpuyangan muslim dengan non muslim dan dengan muslim sendiri. Contohnya pada sunnah yang telah dianjurkan oleh islam atau dalam islam kita dianjurkan untuk bersilturahmi dan saling tolong menolong sesame warga yang terdekat karena saat kita kesusahan maka yang dapat membantu kita tentunya adalah warga sekitar yang dapat membantu kita lebih dulu bukan saudara-saudara kita yang jauh disana yang baru akan membantu kita saat beritanya sampai dan melalui perjalanan yang penjang menuju rumah sang korban.
Cukup jelas dengan pembahasan yang terdapat diatas sebagai mana mestinnya penulis selallu beranggapan bahwa awal mulannya budaya ini dapat mempengaruhi sikap masyarakat Tegal Lempuyangan , karena pada sebelumnya budaya yang semacam ini sudah ada namun belum ada konsep theology dan filsafat yang dapat membuat budaya tersebut sampai saat in dapat menjadi produk yang dapat ditiru dan dijadikan contoh yang baik bagi masyarakat yang lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah yasinan di masyarakat Tegal Lempuyangan adalah berawal dari adanya kenduri yang merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang mereka. Adanya tradisi yasinan pada masyarakat Tegal Lempuyangan kurang lebih pada tahun 1955-1956 M, yaitu di dahului dengan adanya musyawarah yang dihadiri oleh tokoh-tokoh islam masyarakat Tegal Lempuyangan dan juga orang muslim pada saat itu, dengan tujuan untuk lebih mengkhususkan kepada kalangan muslim, dan juga sebagai wadah untuk menjalin silaturrahim antara sesama muslim itu sendiri.
Pelaksanaan yasinan di masyarakat Tegal Lempuyangan di awali dengan pembukaan oleh pemimpin dan dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek yang terdapat pada buku yasin yang biasa dibawa oleh jama’ah, lalu surat demi surat dibacakan sesuai dengan yang ada pada buku teersebut, pemimpin doa yang memimpin berjalannya acar atersebut, mengawali bacaan yasin dengan ta’awudz dan membaca basmalah dan membaca surat yasin tersebut bersama-sama sampai selesai, setelah selsai membaca surah yasin dilanjutkan dengan berzikir dan mendoakan sesuai permintaan sang tuan rumah yang memiliki hajat tersebut, ada yang sukuran, karena kelahiran sang bayi, ada yang mengirim doa untuk kepergian skerabatnnya.
Pengaruh yasinan terhadap solidaritas masyarakat Tegal Lempuyangan itu sendiri adalah adanya sosialisasi, gotongroyong, dan rasa balasbudi sesame muslim pada umumnya dan orang yang hadir dalam yasinan pada khususnya. Selain itu tradis yasinan tersebut melahirkan konsep theology dan filsafat yang berpengaruh terhadap solidaritas yang mempengaruhi sikap solidaritas masyarakat Tegal lempuyangan.


B. Saran-saran
Dengan berakhirnya kesimpulan yang peneliti susun, maka peneliti menyarankan kepada pembaca yang budiman pada umumnya untuk lebih serius dalam ikut andil melaksanakan tradisi yasinan, mengingat dari tujuan yasinan itu sangatlah baik tujuannya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar